Peran Masyarakat dalam Melawan Hoaks Pemilu


Banyak isu lain seputar literasi digital, kok bahas hoaks terus?

Alasannya adalah karena sebaran hoaks di internet/media sosial terus meningkat setiap tahunnya dan modusnya pun selalu berubah-ubah. Salah satunya terkait pemilu yang sebentar lagi akan dilangsungkan.

Berdasarkan data dari Mafindo, telah ditemukan sebanyak 564 hoaks pemilu selama bulan Januari hingga Desember 2023. Artinya, rata-rata terdapat 1-2 hoaks terkait pemilu setiap harinya. Informasinya beragam, mulai dari hoaks tentang calon Presiden dan Wakil Presiden, penyelenggara pemilu, partai, hingga gerakan dukungan dari masyarakat. Hal ini tentunya dapat menyebabkan kebingungan, perpecahan, kerusuhan, hingga turunnya kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pemilu.

Maka mendorong terselenggaranya #PemiluDamai, tentu kita harus siap dan cerdas dalam mengantisipasi dan melawan hoaks itu sendiri, terutama bagi para gen Z yang mungkin baru berkesempatan/terdaftar sebagai pemilih.

Kita bisa mengantisipasinya dengan memahami ciri-ciri dari hoaks, seperti:

  • Mengaduk-aduk perasaanHoaks mudah sekali memancing emosi kita. Saat menerima/membaca hoaks, biasanya kita akan terlena dan merasa benci, sakit hati, marah, kecewa, atau bahkan bahagia secara berlebihan
  • Judul yang provokatif. Terkadang hoaks menggunakan judul yang provokatif atau clickbait. Dan tak jarang judul yang tercantum tidak sesuai dengan isi teks/videonya.
  • Tidak logis. Banyak informasi palsu/hoaks yang tidak dapat diterima oleh akal sehat.
  • Minta diviralkan. Hoaks juga kadang muncul dalam bentuk pesan berantai yang biasanya diakhiri dengan perintah sebarkan, forward, dll.
  • Tidak jelas sumbernyaJika tidak teliti, banyak hoaks yang berasal dari link/sumber yang tidak kredibel. Terkadang mencatut nama lembaga atau orang terkenal.

Dengan terus dilakukannya edukasi literasi digital, diharapkan masyarakat dapat lebih tanggap terhadap ancaman informasi dan cerdas dalam melawan hoaks dengan cara berpikir kritis saat menerima informasi, tidak mudah percaya/terpancing emosi, dan periksa kembali apakah informasi yang kita dapatkan benar atau hoaks.

Kita perlu memiliki keterampilan untuk memverifikasi informasi sebelum mempercayainya atau menyebarkannya. Salah satunya dengan memanfaatkan beragam tools yang ada di s.id/cekhoaks. Disana kita bisa melakukan verifikasi hoaks via website atau chatbot serta halaman untuk melaporkan hoaks agar cepat diverifikasi kebenarannya.

Yuk wujudkan Generasi Hebat yang mampu Lawan Hoaks dengan Cerdas di Ruang Digital!

#internetsehat #literasidigital #pemiludamai #internetbaik

Comments