Makna Tersirat dibalik Tombol Like dan Komen di Media Sosial

 


Bermain media sosial telah menjelma bagaikan kebutuhan pokok dari kehidupan di era transformasi digital. Selain sebagai sarana hiburan, platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok memungkinkan kita untuk terhubung dengan teman, keluarga, bahkan orang baru dari seluruh dunia. Salah satu bentuk interaksi sederhana di media sosial adalah dengan memberikan like dan komentar pada postingan orang lain.

Sekilas, like dan komentar mungkin terlihat seperti tindakan sederhana untuk menunjukkan rasa suka atau sekedar memberikan pendapat. Namun, di balik kesederhanaan itu terdapat makna tersembunyi yang dapat mengungkapkan banyak hal tentang pengguna media sosial dan hubungan mereka dengan orang lain.

Selain bentuk dukungan, terkadang like dan komentar di media sosial bisa membuat perasaan “geer” (perasaan senang karena dihargai berlebihan). Ini berkaitan dengan psikologi manusia dan bagaimana kita merespon validasi sosial. Di dunia nyata, kita mendapatkan validasi ini melalui interaksi sosial, prestasi, dan pencapaian. Di media sosial, like dan komentar positif dapat memberikan validasi serupa.

Seringkali, like dan komentar di media sosial tidak disertai dengan banyak konteks.  Sebuah like mungkin saja hanya karena "ikut-ikutan" atau sekedar sopan.  Komentar positif pun mungkin  hanya basa- basi.  Hal ini bisa membuat kita salah mengartikan arti sebenarnya dari like dan komentar tersebut.


Like: Lebih Dari Sekedar Suka

Memberikan like pada postingan seseorang dapat diartikan sebagai bentuk persetujuan terhadap apa yang mereka bagikan. Hal ini dapat menunjukkan rasa suka terhadap konten, apresiasi terhadap pemikiran, ide, atau bahkan dukungan terhadap pengalaman pribadi mereka. Namun bagi sebagian orang, makna like mungkin dapat berbeda-beda tergantung pada konteks dan hubungan antara pengguna.

Psychological Science dalam ulasannya yang mengacu pada studi The Power of the Like in Adolescence: Effects of Peer Influence on Neural and Behavioral Responses to Social Media (2016), mengibaratkan kondisi mencari likes atau komentar setara dengan aktivitas memakan cokelat atau dapat uang. Like di media sosial dapat memunculkan hormon dopamin dan membuat ketagihan. Dimana dopamin adalah hormon yang bertanggung jawab terhadap rasa gembira, jatuh cinta, dan percaya diri pada seseorang.

Sistem dopamin yang kuat dapat mempengaruhi perilaku individu menjadi lebih bersemangat. Pada pembuluh darah, hormon ini bertugas menjadi vasodilator (melebarkan pembuluh darah) sehingga melancarkan peredaran oksigen dalam darah. Dopamin juga dapat melancarkan pengeluaran natrium pada sistem pembuangan air kecil dan mempengaruhi fungsi sistem pencernaan serta imunitas tubuh.

Memberi tanda like di media sosial memiliki makna yang beragam dan dapat diinterpretasikan dengan berbagai cara, tergantung pada konteks dan niat orang yang memberikan like. Arti paling dasar dari like adalah untuk menunjukkan rasa suka terhadap konten yang dibagikan. Like dapat menjadi cara untuk memberi apresiasi kepada pembuat konten atau bentuk sederhana dalam menunjukkan persetujuan terhadap pendapat atau ide yang dibagikan.

Dalam beberapa kasus, like dapat diberikan sebagai bentuk basa-basi, atau sekadar untuk menunjukkan rasa hormat atau kesopanan kepada orang lain. Like dalam konteks ini tidak mencerminkan ketertarikan terhadap konten yang disajikan, tetapi lebih sebagai bentuk interaksi sosial yang lumrah di dunia digital, terutama ketika mereka membagikan konten yang bersifat personal atau emosional. Like dalam konteks ini dapat memberikan rasa empati dan dukungan kepada orang tersebut, tanpa harus terlibat dalam percakapan yang mendalam.

Bagi influencer dan konten kreator, like dapat menjadi alat ukur popularitas dan pengaruh mereka di media sosial. Semakin banyak like yang mereka dapatkan, semakin kredibel mereka dianggap dan semakin banyak peluang yang terbuka bagi mereka.

Motivasi lain di balik like adalah untuk mendapatkan like balasan. Hal ini sering terjadi pada pengguna yang ingin meningkatkan popularitas mereka di media sosial atau ingin menarik perhatian orang lain. Like balasan dapat memberikan rasa validasi dan pengakuan sosial, yang bagi sebagian orang merupakan hal yang penting.


Komentar: Suara di Balik Layar

Berbeda dengan tombol like, fitur komentar di media sosial memberikan ruang bagi pengguna untuk berinteraksi secara lebih mendalam. Fitur ini memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan pengguna lain atas konten yang dibagikan, baik dengan memberikan pujian, kritik, pertanyaan, atau bahkan memulai diskusi.

Lebih dari sekadar tulisan di layar, komentar dapat mewakili berbagai perspektif, pendapat, dan pengalaman dari para pengguna. Fitur ini membuka ruang bagi dialog dan pertukaran ide, memungkinkan terciptanya komunitas virtual yang dinamis dan interaktif.

Di negara-negara demokrasi, fitur komentar di media sosial juga dapat menjadi platform penting untuk memperkuat demokrasi dan kebebasan berekspresi. Pengguna dapat menyuarakan kritik terhadap pemerintah atau kebijakan publik, serta mendorong akuntabilitas dan transparansi.

Di sisi lain, mendapat komentar positif dan dukungan dari orang lain juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri pengguna. Hal ini dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, serta meningkatkan kesehatan mental. Namun, meskipun fitur ini memiliki banyak manfaat, penting untuk diingat dampak negatifnya. Cyberbullying atau perundungan digital, pelecehan online, ujaran kebencian, dan penyebaran informasi yang salah dapat terjadi di kolom komentar.


Pentingnya Berinteraksi dengan Bijak di Media Sosial

Like dan komentar dapat memainkan peran penting dalam membangun dan memperkuat hubungan di media sosial. Ketika orang-orang saling memberikan like dan komentar positif, mereka merasa terhubung dan dihargai.

Namun, like dan komentar juga dapat memicu perpecahan dan konflik. Komentar yang negatif atau kasar dapat melukai perasaan orang lain dan merusak hubungan. Selain itu, like dan komentar yang digunakan untuk memanipulasi atau mencari validasi sosial dapat merusak kepercayaan dan keaslian dalam interaksi online.

Oleh karena itu, penting bagi para pengguna untuk menggunakan fitur ini dengan bijak dan bertanggung jawab, serta selalu menjunjung tinggi etika dan norma yang berlaku. Dengan memahami niat dan konteks di balik interaksi online, kita dapat membangun hubungan yang lebih positif dan bermakna di dunia maya.

Untuk dapat berinteraksi dengan bijak di media sosial, beberapa tips yang bisa kita lakukan diantaranya:

  • Berpikir sebelum memberi like atau komentar. Luangkan waktu untuk memahami konten sebelum memberikan reaksi. Pertimbangkan apa yang ingin disampaikan dan bagaimana hal itu dapat diinterpretasikan oleh orang lain.
  • Gunakan fitur like untuk medukung konten yang berkualitas. Klik like untuk konten yang menarik, informatif, atau menghibur untuk memberi apresiasi pada kreator dan mendorong mereka membuat konten serupa.
  • Gunakan fitur komentar dengan positif. Hindari komentar yang negatif, kasar, atau menyinggung. Hormati pendapat orang lain, dan hindari perdebatan yang tidak sehat.
  • Bersikaplah sopan dan hormat. Bersikaplah sopan dan hormat kepada semua pengguna media sosial. Hindari kata-kata kasar, SARA, atau ujaran kebencian.

Ingatlah bahwa di balik kesederhanaan tombol like dan kolom komentar, terdapat makna tersembunyi yang dapat mengungkapkan banyak hal tentang diri kita dan hubungan kita dengan orang lain.

Like dan komentar hanyalah alat. Cara kita menggunakannyalah yang menentukan dampaknya. Gunakan fitur tersebut dengan bijak dan bertanggung jawab untuk menciptakan media sosial yang lebih positif dan inspiratif!


Sumber Referensi:


Penulis:




Defira Novianti Crisandy

Mahasiswa Kampus Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta
Program Manager ICT Watch Indonesia



Comments